Temukan Informasi di Sini

KUDUS "NAGARI CARTA BHAKTI"

Jika anda diminta menyebutkan kata yang berhubungan dengan kota Kudus, apa yang anda fikirkan? Kota kretek, Sunan Kudus, Sunan Muria, Djarum, Kliwon mungkin itu yang akan anda lontarkan. Kudus berasal dari bahasa Arab yang artinya suci. Menurut sejarah, Kudus diberikan oleh Sunan Kudus karena beliau menghormati warga yang beragama Hindu. 

Menurut https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kudus, Kudus dahulu bernama Tajug. Tajug adalah bangunan khas bagi umat Hindu. Namun, sejak kedatangan Sunan Kudus nama Tajug berubah menjadi Kudus. Sunan Kudus hingga saat ini pun masih menghormati peninggalan umat Hindu. Ada banyak bukti bahwa Kudus masih menghormati peninggalan umat Hindu. Berikut dua bukti yang masih bisa dijumpai hingga kini.

1. Bentuk Bangunan
Bangunan bergaya Hindu masih banyak dijumpai di kota Kudus. Salah satu bukti adalah bangunan yang ada di Masjid tempat makam Sunan Kudus. Di sana masih ada bangunan bergaya Hindu yang menjadi ikon kota Kudus yaitu menara. Menara menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

2. Mitos Sapi Hewan Suci
Bagi orang Kudus, menyembelih sapi itu sesuatu yang dihindari.  Kenapa? Menurut https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kudus, ada sebuah cerita tentang kramatnya hewan mamalia satu ini. Diceritakan bahwa Sunan Kudus dibantu oleh salah seorang warga Hindu dengan memberi susu sapi. Karena penghormatan itulah, Sunan Kudus menghormati hewan yang disucikan umat Hindu ini dengan cara tidak menyembelihnya. 

Itulah beberapa bukti bahwa Kota Kudus masih menghormati para umat Hindu. Selain terkenal dengan peninggalan dan tradisi yang ditinggalkan oleh Sunan Kudus, Kudus juga tempat disemayamkannya Sunan Muria. Sunan Muria dimakamkan di Gunung Muria. Letaknya yang berada di ketinggian tak menyurutkan orang yang ingin berziarah. Sungguh beruntungnya Kota Kudus ini. Kenapa beruntung? Karena di kota ini, ada dua Sunan yang amat dihormati oleh umat Islam yaitu Sunan Kudus dan Sunan Muria. Kedua Sunan tersebut menjadi salah satu magnet tersendiri bagi para wisatawan.

Kota Kudus ini tak pernah sepi oleh para wisatawan, khususnya wisatawan religi. Makam Sunan Kudus yang berada di tengah-tengah kota tak pernah sepi oleh peziarah. Bahkan, makam Sunan Muria yang berada dipuncak Gunung Muria pun tak pernah sepi. Peziarah rela berjalan kaki berkilo-kilo meter demi mencapai makam Sunan Muria. Namun, seiring perkembangan, sekarang makam Sunan Muria dapat ditempuh dengan naik ojeg. Hal tersebut tak mengurangi niat orang untuk berziarah.

Dua Sunan tersebut memang menjadi tonggak sejarah berdirinya kota Kudus. Kedua Sunan tersebut juga memberi banyak rejeki pada warga Kudus. Perekonomian dari sektor wisata religi terus mengalir tak pernah henti.
Djarum Oasis 
Berbicara tentang perekonomian, Kudus dijuluki sebagai kota kretek. Kretek adalah sebutan untuk rokok. Kota ini memiliki banyak pabrik rokok. Pabrik rokok yang paling terkenal adalah Djarum. Sektor industri rokok ini juga merekrut tenaga kerja yang banyak. Jadi adanya pabrik ini memberikan lapangan pekerjaan pada orang sekitar termasuk para ibu-ibu. Selain Djarum, pabrik rokok yang terkenal lainnya adalah Sukun, Jambu Bol dan Nojorono. Pabrik-pabrik tersebut membantu pemasukan pemerintah daerah. Semua orang tahu bahwa rokok adalah surga bagi sebagian kaum adam. Jadi, bisnis rokok ini kemungkinan kecil akan lesu. Bahkan, ada musium kretek yang dibangun sebagai pusat informasi sejarah perkembangan industri rokok dari masa ke masa.

Pembangunan nyata kota Kudus juga terlihat dari simbol "Daun Tembakau" di pintu masuk kota berbatasan dengan Kabupaten Demak. Simbol tersebut menunjukkan pada khalayak ramai bahwa Kudus adalah kota Kretek. Kudus ingin menunjukkan bahwa daerahnya maju karena idustri rokoknya.

Bordir Dahlia Salah Satu Pengrajin Bordir Terbesar di Kudus 
Perekonomian Kudus juga didukung oleh berkembangnya UMKM. Kota Kudus terkenal dengan orang-orangnya yang kreatif. Kekreatifan tersebut juga didukung oleh pemerintah daerah, sehingga perekonomian di centra UMKM juga berkembang pesat. Produk UMKM di Kudus ini beranaekaragam seperti centra batik Kudus, bordir, tas, konveksi, dan masih banyak lagi. Industri kreatif tersebut ikut mendongkrak perekonomian Kudus. Bahkan, produk dari UMKM tersebut menjadi salah satu souvenir oleh-oleh khas Kudus. Batik Kudus dengan corak parijotho menjadi salah satu yang diburu wisatawan.

Hampir seluruh daerah di Kudus memiliki centra UMKM. Contohnya, daerah Karangmalang yang terkenal dengan bordir dan batik Kudusnya. Daerah Karangmalang ini juga pusat konveksi. Selain Karangmalang, Tenggeles berkembang dengan centra kerajinan pisaunya. Gebyok Kudus yang menjadi andalan rumah-rumah khas Kudus banyak ditemukan di Desa Janggalan. Serta Loram yang terkenal dengan sentra tasnya.

Gambar dari www.promojateng-pemprovjateng.com

Oleh-oleh khas Kudus yang paling dicari adalah jenang dan dodol. Jenang Kudus salah satu oleh-oleh wajib bagi para wisatawan. Ada banyak merk yang tersebebar dengan menawarkan rasa yang khas. Mubarok, Karomah, Menara adalah penyedia oleh-oleh yang terkenal di Kudus. Inovasi-inovasi rasa ditawarkan dengan berbagai macam tampilan. Tak puas memang jika ke Kudus tanpa membawa oleh-oleh jenang Kudus. Selain menawarkan oleh-oleh, kuliner kota kretek ini juga banyak. Soto kerbau, lentog tanjung, dan yang paling membuatku pengin lagi dan lagi adalah minuman khas pasar Kliwon yaitu dhawet. Kuliner tersebut dapat dinikmati tanpa merogoh saku terlalu dalam, karena harganya yang murah meriah.

Membicarakan kota Kudus ini memang tak ada habisnya. Pembangunan yang sangat pesat dibidang perekonomian khususnya menjadikan Kudus pusat belanja bagi daerah sekitarnya. Banyak tempat yang ditawarkan untuk berbelanja, dari yang tradisional dan modern. Pusat perbelanjaan ikon kota Kudus dan pusat grosir adalah pasar Kliwon. Pasar Kliwon adalah pasar tradisional yang terbesar di Kudus. Meski beberapa waktu lalu terbakar, roda perekonomian di pasar ini tak mati. Masih banyak orang dari luar Kudus yang berbondong-bondong untuk belanja di pasar tradisional ini.

Pasar modern sekelas Matahari, Hypermart, Ramayana, dan Ada bisa menjadi pilihan. Pusat perbelanjaan modern tersebut adalah bukti pemerintah daerah yang konsen membangun Kudus menjadi pusat perdagangan untuk wilayah pantura yaitu Kudus, Jepara, Demak, Pati dan Rembang. Pengunjung pasar modern dan tradisional di Kudus tak hanya orang Kudus. Pati, Rembang, Jepara, Demak adalah tetangga yang kerap meramaikan pusat-pusat perbelanjaan yang ada di Kudus.

Pembangunan di bidang Pendidikan tinggi juga berkembang pesat. Ada banyak perguruan tinggi yang sekarang menjadi idola bagi mahasiswa di daerah Kudus dan sekitarnya. Universitas yang paling diminati adalah UMK dan STAIN. Dua perguruan tinggi ini juga melakukan pembenahan fisik bangunan yang bertujuan menarik minat mahasiswa untuk kuliah.

Maka pantaslah jika Kudus adalah "Nagari Carta Bhakti" yang artinya daerah yang makmur dan berbakti. Bisa dilihat melalui perekonomian sektor industri, perdagangan, dan pariwisata yang membuat makmur rakyatnya karena membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Kudus berbakti dengan masih menjaga kelestarian peninggalan Sunan Kudus yang menghargai umat Hindu.  Bakti kota Kudus juga tercermin dari pemerintah daerah yang ikut menyukseskan pendidikan yang ada di Indonesia.

Water Boom Colo (Koleksi Pribadi)

Kudus SEMARAK menjadi semboyan kota kretek ini. Semarak akronim dari sehat, elok, aman, rapi, asri, konstitusional. Memang tak hanya sekedar semboyan, bukti nyata bahwa Kudus "Semarak" jelas terpampang nyata. Untuk mendukung kesehatan, di Kudus ada banyak sekali rumah sakit selain RSUD dan yang terkenal adalah RS Mardi Rahayu. Suasana kota pun elok, rapi, dan asri. Pemenuhan ruang terbuka hijau juga terus dikembangkan. Seperti Taman Bojana yang ada di kompleks Gor Kudus. Pariwisata air juga mulai menjamur sebagai pilihan tempat melepas penat. Tercatat ada banyak wisata air yang ada di kota Kudus yang salah satunya ada di Colo dan dekat kampus UMK. Keamanan kota ini pun terjaga dengan bukti tak pernah ada kerusuhan di Kudus. Kudus menjaga konstitusi dengan taat dan patuh pada UUD '45 dan Pancasila.



Pati, 20 Oktober 2015



Artikel ini diikutkan dalam lomba blog "KUDUS MEMBANGUN"

Bahan bacaan https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kudus
Gambar dari koleksi pribadi dan www.promojateng-pemprovjateng.com



No comments:

Post a Comment